Senin, 24 Juli 2017

PERHATIAN PEMILIK PERUT GENDUT

SINDROM METABOLIK

Semoga faktor dibawah tidak ada dalam tubuh kita.

Sindrom metabolik adalah "sekumpulan faktor resiko" yang berbahaya untuk terjadinya serangan jantung (IDF ;International Diabetes Federation)

Sekumpulan faktor resiko?
Iya sekumpulan, karena beberapa faktor berikut saling kait mengait untuk terjadinya Sindrom Metabolik.
Obesitas Abdominal (perut gendut), peningkatan kadar trigliserida, rendahnya kadar cholesterol HDL, peningkatan tekanan darah, peningkatan kadar glukosa puasa.

Obesitas abdominal (perut gendut); penumpukan lemak sekitar perut dan pinggang. Lingkar perut pria jangan lebih dari 90cm, lingkar perut wanita jangan lebih dari 80cm. Kenapa obesitas abdominal bukan obesitas menyeluruh?
Iya, karena penumpukan lemak di perut lebih aktif untuk dilarutkan dalam peredaran darah dan di masukan ke hati yang di simpan sebagai glukosa atau gula, yang kemudian dilarutkan lagi peredaran darah. Kl berlebih bisa terjadi peningkatan gula darah.

Trigliserida bagian dari lemak darah, kadarnya jangan melampaui 150 mg/dl. Biasanya meningkat karena pola asupan yang manis dan pola hidup kurang bergerak.

HDL cholesterol yang baik, dia membantu melarutkan lemak rusak pada dinding pembuluh darah yang akan di perbaiki di hati atau dibuang. Makanya kadarnya di harapkan lebih tinggi dari 50mg/dl untuk pria dan  lebih dari 40mg/dl untuk wanita.

Tekanan darah diharapkan tidak lebih dari 130/85 mmHg, agar tidak masuk dalam faktor sindrom metabolik.

Kadar gula darah puasa di ukur setelah berpuasa 10 sd 12 jam. Karena tidak ada asupan gula saat berpuasa, gula di suplai oleh hati sebagai cadangan energy. Jd kl di hati menumpuk banyak kadar gula dapat menyebabkan gula darah puasa meningkat.

APAKAH KITA MASUK OBESITAS ABDOMINAL? coba ukur lingkar perutnya hehehe....

Semoga bermanfaat...
#tetapberbahagia

Selasa, 18 Juli 2017

MENGEMBALIKAN FUNGSI SEL TUBUH

Seiring bertambahnya usia dan  aktifitas dalam lingkungan kita yang penuh polusi, stress tinggi, pola makan tidak sehat juga kurang berolahraga, mengakibatkan sel kita menurun kemampuannya  tidak seperti muda lagi.
Ini semua tanpa di sadari akibat kerusakan atau penuaan sel kita yang kita alami.
Penuaan dan kerusakan sel yang di alami juga berdampak pada penurunan fungsi dan kerja organ vital kita.

Gejala yang sering muncul dari proses penuaan sel;
Cepat lelah
Kulit yang kusam
Rambut mulai rontok
Vitalitas seksual menurun
Konsentrasi berkurang
Sering lupa
Kesulitan tidur
Kesuburan bermasalah
Sakit sendi
Sakit tulang belakang
Tekanan darah meningkat
Kadar gula darah naik

Di harapkan kita mampu untuk membangun kembali kerusakan penurunan fungsi sel dengan cara hidup lebih sehat. Konsumsi makanan sehat, olahraga rutin, dan gunakan waktu istirahat dengan baik.

Ada bahan bahan alami mengembalikan fungsi sel tubuh kita,  yang berkerja pada dapur sel (mitokondria) kita;

GINGSENG memperbaiki fungsi kompromistis dengan meningkatkan faktor transkripsi utama

BUAH DELIMA mereset sel otak, jantung dan o

CORDYCEPS SINERSIS (jamur ulat) yg banyak tumbuh di pegunungan tinggi Tibet.

BLOOD ORANGE (jeruk merah) sangat bagus untuk meningkatkan ANTIOKSIDAN tubuh, dan bagus untuk menurunkan kadar lemak di organ tubuh seperti fetyliver (lemak Hati)

GRAPE SEED (biji anggur) sangat kaya akan Antioksidan dan menjadi kan sel kita muda kembali

BROCOLI yg berfungsi memperbaharui sel Hati dan Otot 

Bahan alami di atas sangat penuh manfaat mencegah mencegah penuaan sel dan berfungsi memperbaharui sel kita yg rusak.

Bahan bahan alami tersebut dapat kita konsumsi dalam betuk capsul yg dibuat dengan teknologi ageLOC R2...


KASUS GAGAL GINJAL DI INDONESIA

Beberapa tahun belakangan telah terjadi perubahan pola penyakit di Indonesia, antara lain dengan meningkatnya tren penyakit katastropik setiap tahun. Penyakit katastropik, merupakan penyakit berbiaya tinggi dan secara komplikasi dapat membahayakan jiwa penderitanya, antara lain: penyakit ginjal, penyakit jantung, penyakit syaraf, kanker, diabetes mellitus, dan haemofilia.

 Mengutip data sebaran kasus dan biaya klaim di Rawat Jalan Tingkat Lanjut (RJTL)  Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sampai dengan triwulan III tahun 2015, kasus sistem saluran kemih berjumlah sebanyak 3.094.915 urutan tertinggi ketiga, namun menghabiskan biaya lebih dari 3 Trilyun rupiah.

Demikian kutipan paparan Menteri Kesehatan dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI, pada pertengahan Februari lalu di Gedung Nusantara, Jakarta (15/2).

Kecenderungan meningkatnya tren penderita penyakit katastropik menyadarkan kita pentingnya menggalakkan upaya preventif dan promotif, serta screening bagi masyarakat terutama yang mempunyai risiko tinggi, tutur Menkes.

World Kidney Day (WKD) atau Hari Ginjal Sedunia 2016 yang  diperingati setiap hari Kamis pada minggu kedua di bulan Maret. Tahun ini, Hari Ginjal Sedunia jatuh pada tanggal 10 Maret 2016 dan berfokus pada Pencegahan Penyakit Ginjal Harus  Dilakukan Sejak Dini demi membangun generasi mendatang yang lebih sehat.

Berkaitan dengan hal tersebut, Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan RI, dr. Lily Sriwahyuni Sulistyowati, MM, menegaskan bahwa kerusakan jaringan ginjal yang berfungsi untuk menyaring darah atau dikenal juga dengan istilah Nefropati, merupakan penyakit tidak menular yang sebenarnya dapat dicegah. Penyakit ginjal dijuluki sebagai silent disease karena seringkali tidak menunjukkan tanda-tanda peringatan dan jika tidak terdeteksi, akan memperburuk kondisi penderita dari waktu ke waktu.

Penyakit ginjal kronis bersifat irreversible, artinya tidak bisa menjadi normal kembali, yang bisa dilakukan hanyalah mempertahankan fungsi ginjal yang ada, jelas dr. Lily.

Salah satu perawatan bagi penderita gagal ginjal kronis adalah hemodialysis atau lebih dikenal dengan sebutan cuci darah, yang dapat mencegah kematian tetapi tidak dapat menyembuhkan atau memulihkan fungsi ginjal secara keseluruhan. Pasien harus menjalani terapi dialysis sepanjang hidupnya (biasanya 1-3 kali seminggu) atau sampai mendapat ginjal baru melalui operasi pencangkokan ginjal.

Mengutip data 7th Report of Indonesian Renal Registry, urutan penyebab gagal ginjal pasien yang mendapatkan haemodialisis berdasarkan data tahun 2014, karena hipertensi (37%), penyakit dibetes mellitus atau Nefropati Diabetika (27%), kelainan bawaan atau Glomerulopati Primer (10%), gangguan penyumbatan saluran kemih atau Nefropati Obstruksi (7%), karena Asam Urat (1%), Penyakit Lupus (1%) dan penyebab lain lain-lain (18%).

Dapat kita lihat bahwa sebagian besar penyebab gagal ginjal disebabkan faktor risiko perilaku yang kurang sehat, yang merupakan faktor risiko utama terjadinya penyakit tidak menular, terang dr. Lily.

Melengkapi pernyataan tersebut, hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan RI tahun 2013 menunjukkan data bahwa penduduk Indoensia kurang aktifitas fisik (26,1%); penduduk usia > 15 tahun merupakan perokok aktif (36,3%); penduduk > 10 tahun kurang mengonsumsi buah dan sayur (93%); serta penduduk >10 tahun memiliki kebiasaan minum minuman beralkohol (4,6%).

Tidak hanya orang dewasa, anak-anak juga mempunyai risiko terkena penyakit tidak menular (PTM), khususnya penyakit ginjal. Anak-anak memiliki risiko penyakit ginjal bahkan pada usia dini (bayi). Oleh karena itu, penting mendorong deteksi dini dan penerapan pola hidup yang sehat sejak Ibunya mengandung lahir, tumbuh, membesar dan terus berlanjut hingga masa tuanya.

Untuk itu, guna mencegah berbagai risiko penyakit tidak menular, khususnya pencegahan gagal ginjal kronis, Kemenkes mengajak masyarakat untuk CERDIK, tandas dr. Lily.

CERDIK merupakan kepanjangan dari: Cek kesehatan secara berkala; Enyahkan asap rokok; Rajin beraktifitas fisik; Diet yang baik dan seimbang;Istirahat yang cukup; dan Kelola stress.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat,Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567, SMS 081281562620, faks (021) 5223002.