Selasa, 18 Desember 2007

ZINK MEMBANTU KESUBURAN PRIA

Di dalam air mani pria terdapat bibit sperma yang cukup banyak dengan kualitas yang baik dan kecepatan bergerak yang cukup gesit. Agar bisa mendapatkan keturunan, sperma harus bertemu dengan ovum. Ovum yang dilepaskan oleh ovarium atau indung telur terdapat dalam alat kelamin wanita, maka untuk mempertemukan sperma dengan ovum diperlukan alat kelamin pria yang disebut penis.
Penis merupakan organ penyaluran sperma, saat penyaluran dilakukan, penis tersebut harus dalam keadaan ereksi. Keadaan ereksi pada penis disebabkan oleh masuknya aliran darah ke dalam penis di bagian spongiosa ataupun otot polos penis. Hal ini terjadi bilamana daya seksual pria meningkat, yaitu tertarik dan berminat secara seks.
Rangsangan-rangsangan yang dapat menimbulkan ereksi bisa melalui penglihatan, sentuhan, ataupun pendengaran yang disalurkan lewat jaringan saraf, kemudian terjadilah mekanisme seperti terjadinya pelebaran pembuluh darah nadi yang mengalir pada otot polos penis. dan darah yang terkumpul pada penis akan bertambah banyak. Apabila aliran darah ke penis tidak dapat bertambah, maka akan terjadi impotensi.
Mobilitas Sperma
Menurut kriteria manual Organisasi Kesehatan Dunia WHO, tingkat mobilitas sperma dibedakan menjadi empat kelas : (Akmal dkk, 1999).
a. Kelas a (fast progressive): dapat berenang ke depan dalam arah lurus dengan cepat.
b. Kelas b (slow progressive): dapat berenang tetapi lambat.
c. Kelas c (non-progressive): dapat menggerakkan ekornya tetapi tidak dapat bergerak maju.
d. Kelas d (immotile): tidak dapat bergerak maju.

Bentuk Sperma

Kepala: lonjong.Di dalamnya terdapat ini sel (nukleus) yang mengandung 23 kromosom.
Bagian tengah: lurus. Di dalamnya terkandung mitokondria yang menyediakan energi untuk berenang.
Ekor : panjang dan lurus.
Bentuk sperma yang tidak normal adalah kepala sperma bundar atau pipih, kepala terlalu besar atau kepala ganda, dan tidak memiliki ekor. Sperma yang tidak normal sulit bahkan tidak mampu menembus selaput bagian luar sel telur


Produksi Sperma dan Proses Pembentukan Sperma
Bagian yang paling menentukan saat pembentukan sperma adalah testis. Sperma yang matang memiliki kepala dengan bentuk lonjong dan datar, dan memiliki ekor yang berguna mendorong sperma di dalam air mani.
Kepala sperma mengandung inti yang memiliki kromosom dan juga memiliki struktur yang disebut acrosome yang mampu menembus lapisan jelly yang mengelilingi telur dan membuahinya.
Seorang pria mempunyai sepasang testis yang berperan penting dalam menghasilkan sperma (gamet jantan) dan hormon seks lelaki yang dikenal sebagai testosteron. Testis terdapat di dalam pundi yang dikenal sebagai skrotum yang terdapat di luar badan.
Di dalam setiap testis terdapat banyak tubulus seminiferus yang panjang tersusun rapat dan padat. Semua sperma yang dihasilkan ini bergerak menuju epididimis. Dari epididimis sperma bergerak ke vas deferens sebelum dikeluarkan melalui saluran uretra pada zakar.
Pembentukan sperma berjalan lambat pada suhu normal, tapi terus-menerus terjadi pada suhu yang lebih rendah dalam kantung zakar. Jadi, hindari hal-hal yang menyebabkan suhu di sekitar kantung zakar menjadi tinggi karena akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas produksi sperma. Pembentukan sperma atau spermatogenesis berlaku di dalam tubulus seminiferus yang dilapisi sel-sel yang belum mengalami pengkhususan. Sel-sel ini dikenal sebagai sel germa atau spermatogonium. Semasa perkembangan fetus lelaki dalam uterus ibu dan semasa peringkat kanak-kanak, spermatogonium mengalami mitosis secara terus menerus. Sesudah seorang pria mencapai akil baligh, barulah sebagian dari spermatogonium mengalami spermatogenesis.

Sperma dan Kesuburan Pria
Kunci kesuburan pria terletak pada jumlah dan kualitas spermanya, bukan pada libidonya. Seorang pria beresiko menjadi tidak subur ketika jumlah spermanya kurang dari 20 juta/mililiter pada semen. Jumlah ini adalah standar dari Organisasi Kesehatan Dunia WHO, namun perlu disadari bahwa beberapa pria dengan jumlah sperma yang rendah tetap terbukti subur sementara pria dengan jumlah sperma yang lebih banyak justru tidak subur (ini adalah taqdir Allah yang tidak dapat disangkal manusia). Karena itu mengukur jumlah sperma bukanlah metode yang reliabel untuk menaksir kesuburan seseorang, walaupun secara medis demikianlah adanya.
Jika tidak ada sperma sama sekali dalam cairan semen, disebut azoospermia. Pada beberapa kasus, harus ditangani lebih lanjut oleh dokter yang akan menanyakan tentang sejarah kesehatan dan juga akan memberikan pemeriksaaan fisik yang lebih detil.
Kemungkinan Penyebab Jumlah Sperma yang Rendah (Oligospermia):
1. Semen yang terinfeksi bisa menjadi penyebab rendahnya jumlah sperma. Seorang dokter bisa melakukan tes untuk hal ini. Dahulu ada anggapan bahwa penyakit campak dapat menyebabkan ketidaksuburan, namun faktanya sangat jarang sekali penyakit campak dapat menyebabkan seseorang menjadi steril.
2. Temperatur tinggi dapat mengurangi produksi sperma. Hal ini lebih disebabkan karena letak testis berada di luar struktur tubuh, yaitu di skrotum, bukan di abdomen seperti ovarium pada wanita. Pendapat medis ada bermacam-amcam: Ada sekelompok pria yang terganggu kesuburannya karena mereka sering berendam di bak air panas, sekelompok lain karena obesitas (kegemukan) akibat gesekan lapisan lemak yang memanasi testis, dan kelompok pria yang dalam pekerjaannya duduk terlalu lama juga beresiko megalami kekurangan sperma karena testis yang overheat.
3. Hubungan seks yang terlampau sering juga dapat mengakibatkan penurunan jumlah sperma secara dramatis dan menyebabkan sang pria secara efektif menuju ketidaksuburan.
4. Merokok lebih dari 20 batang setiap hari telah terbukti menurunkan jumlah sperma sekaligus memperburuk motilitas sperma.
5. Minum minuman beralkohol bisa mengurangi jumlah sperma karena beberapa alasan.
6. Pria pekerja keras yang sering kelelahan bekerja bisa mengahadapi efek yang sama dengan alkoholis dalam menghadapi hubungan seksual.

Pemeriksaan Kesuburan Pria
Pemeriksaan yang terpenting dan pertama untuk menentukan infertilitas pria adalah pemeriksaan mani. Pengambilan contoh sperma harus memenuhi persyaratan yaitu diambil setelah orang tersebut berabstinensi sanggama selama tiga hari. Yang penting diperiksa adalah volume mani, kadar fruk­tosa, kepadatan, jumlah spermatozoa serta motilitasnya dan morfologinya. Di samping itu diperiksa kemampuan sperma­tozoa menembus ovum. Pada oligospermia atau teratospermia perlu dilakukan biopsi testis untuk melihat spermatogenesis dalam tubulus seminiferus.
Obstruksi mani di epididimis maupun duktus deferens dapat disebabkan oleh radang terutama gonoroe atau tuberkulosis. Pada ejakulasi retrogad, ejakulat tidak menyemprot ke luar uretra tetapi masuk ke dalam kandung kemih. Hal ini terlihat dari urin yang diperiksa segera setelah ejakulasi. Eja­kulasi retrogad ini kadang disebabkan oleh obat, misalnya fenotiazin dan klorpromazin. Pembedahan pada leher buli-buli misalnya operasi prostat, sering menimbulkan ejaku­lasi retrogad.
Selain itu ejakulasi retrogad dapat pula terjadi pada gangguan neurologik pada dia­betes melitus, multipelsklerosis, dan setelah operasi di daerah pelvis dan retroperitoneal. Biasanya ejakulasi retrogad tidak mempen­garuhi hasrat, ereksi, atau orgasme. Pemeriksaan luar atas organ genital pria, jarang sekali menunjukkan sesuatu yang tidak biasa. Kasus pada organ luar yang biasa ditemui adalah salah satu atau kedua testis yang terlalu kecil atau hanya memiliki sebelah testis.
Faktor-faktor lain yang mungkin memberikan kontribusi untuk mengurangi kesuburan, dan yang bisa diidentifikasi selama pemeriksaan adalah:
1. Varicocele (Varikokel) adalah istilah yang digunakan menggambarkan kondisi ketika ada saluran varicose di sekitar testis dan vas deferens. Dalam kasus varikokel ini, ada peningkatan tekanan aliran darah dan temperatur di sekitar testis. Bahkan varikokel kecil bisa memberi efek yang signifikan dan mempengaruhi produksi sperma. Varikokel biasanya dapat disembuhkan dengan pembedahan.
2. Adanya cairan yang berlebih di sekitar testis disebut hydrocele (hidrokel).


Gangguan kesuburan pria

Gangguan kesuburan/infertilitas adalah apabila pasangan laki-laki dan perempuan tidak mampu mencapai pembuahan antara sperma dan sel ovum. Diperkirakan 10% pasangan suami isteri mengalami infertilitas. Hampir separuh dari penyebab infertilitas ini berasal dari pihak laki sepenuhnya (30%) atau bersama dengan pihak perempuan (15%) (Sjamsuhidajat dkk, 1998).
Infertilitas pria mungkin disebabkan oleh gangguan yang biasa disebut impoten­si, sehingga sanggama tidak berlangsung normal. Untuk sanggama dari pihak pria diperlukan hasrat, ereksi, dan ejakulasi yang umumnya disertai dengan orgasme, di mana semua itu dapat mengalami gangguan.
Gangguan ereksi dapat dipengaruhi oleh tidak adanya hasrat, gangguan persarafan sensibel kulit, dan pembuluh darah alat kelamin, terutama kulit penis dan pembuluh darah korpus kavernosus. Demikian pula gangguan ejakulasi yang dipengaruhi juga oleh faktor pendarahan, persarafan, dan kelainan anatomi. Selain itu masih diperlukan air Mani yang banyak dan mutunya memenuhi syarat.

Kelainan Dan Gangguan Yang Menyebabkan Infertilitas Laki
Secara umum penyebab ketidaksuburan pada pria terbagi dalam tiga kelompok besar kelainan :
1. Kelainan pada daerah pre testicular (daerah sebelum testis atau kantung sperma). Pada daerah ini yang mengalami kelainan adalah hormon pituitary. Peran dari hormon tersebut merangsang pembentukan sperma. Akibat kelenjar yang merangsang pembentukan hormon LH dan FSH di testis terganggu, pembentukan sperma menjadi terhambat. Gangguan hormon seperti ini dapat diatasi dengan terapi hormon, misalnya, dengan menyuntikkan hormon tertentu.
2. Kelainan di daerah testicular (kelainan pada daerah testis). Penyebab kelainan misalnya akibat trauma pukulan, gangguan fisik, atau infeksi. Bisa juga selama pubertas testis tidak berkembang dengan baik, akibatnya produksi sperma menjadi terganggu.
3. Kelainan di daerah post testicular (daerah setelah testis). Kelainan terjadi pada saluran sperma, sehingga tidak dapat disalurkan secara lancar. Gangguan ini muncul akibat kebuntuan saluran. Penyebabnya bisa bawaan sejak lahir, terkena infeksi penyakit, seperti tuberkulosis (TB), serta vasektomi yang memang disengaja.
Gangguan terbanyak yang dialami pria diakibatkan pelebaran pembuluh darah atau varises. Akibatnya, darah kotor yang seharusnya dibawa ke atas untuk dibersihkan turun lagi dan mengendap di testis. Darah kotor yang mengendap mengandung zat-zat yang melemahkan, sperma seperti adrenalin dan sebagainya. Suhu panas juga dapat melemahkan sperma dan menurunkan produksinya. Sperma di produksi pada suhu 34-35 derajat Celsius, tetapi bila terus-menerus suhu naik 2-3 derajat Celsius saja, proses pembentukan sperma dapat terganggu

SENG (Zn)
Ratusan faktor baik secara langsung maupun tidak langsung yang mempengaruhi kemampuan bereaksi terhadap rangsangan seksual. Salah satu faktor yang mungkin paling penting dan dapat dikendalikan adalah pola makan dan gaya hidup. Berbagai nutrisi yang dapat meningkatkan gairah dan respons seks salah satunya adalah zat seng (Zn) (Rahimsyah et al, 1992).
Sumber Zat Seng (Zn)
Sumber zat seng dapat diperoleh dari makanan yang banyak mengandung seng. Berikut ini adalah daftar makanan yang mengandung banyak seng :
Steak sapi
Hati sapi
Kuning telur
Terigu
Kacang tanah
Ikan sarden
Daging ayam
Ikan teri
Ikan tuna
Udang
Kentang
Bawang putih
Wortel
Daging babi
Jus anggur
Bayam
Ketimun
Kadar seng dalam darah tergantung dari jumlah seng dalam makanan. Padi yang belum digiling mengandung bahan-bahan seperti serat dan fosfat, yang menghambat penyerapan seng. Mengkonsumsi tanah liat, suatu kebiasaan yang dilakukan oleh orang-orang tertentu, menghambat penyerapan seng dan menyebabkan kekurangan seng dalam tubuh.

Fungsi zat Seng (Zn)
Seng memiliki fungsi yang sangat penting untuk kelangsungan hidup sel-sel tubuh manusia. Salah satunya sebagai kofaktor atau zat perantara bagi lebih 70 macam enzim dan protein yang ada di tubuh manusia. Enzim yang berperan dalam metabolisme seluruh sel-sel ditubuh manusia, maka jika enzim-enzim tersebut tidak terbentuk sempurna, fungsi sel tubuh akan terganggu. Selain itu, seng berperan pula dalam proses pembentukan genetik, yaitu pada DNA (Deoxyribose nucleid Acid). Sebagai mineral esensial, seng dibutuhkan untuk sintesis dihydroxytestosterone (DHT), hormon laki-laki, yaitu testosteron. Pria berusia 20 tahun dengan berat tubuh 55 kg memiliki 2,2 gr seng pada tubuhnya, sebagian besar berpusat di testis. Kalau jumlah mineral ini kurang, pria muda tersebut tidak akan merasakan desakan seksual yang adekuat, tidak dapat mempertahankan ereksi, atau memproduksi sperma. Seng dalam jumlah normal dalam tubuh sangat dibutuhkan untuk dapat berfungsi seksual. Seiring berjalannya usia, kemampuan tubuh untuk menyerap seng dari makanan semakin berkurang. Merokok, minum alkohol, infeksi, dan obat-obatan dapat mengurangi cadangan seng yang telah terkumpul. Tanpa zat seng yang mencukupi maka tubuh tidak dapat memproduksi DHT, sehingga konsentrasi testosteron rendah, kadang menjadi terlalu rendah sehingga tidak dapat menerima rangsang seksual. Fungsi dan peran seng dalam tubuh antara lain membantu pembuatan materi genetik sel-sel, pembentukan sel darah merah (Hemoglobin), serta membantu fungsi-fungsi pankreas dalam proses pencernaan. Seng juga terlibat dalam metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak, melepaskan vitamin A dari gudangnya sehingga menjadi bentuk aktif, serta meredam keganasan radikal bebas .Zat seng dapat mempengaruhi perilaku dan kemampuan belajar, memperkuat fungsi imunitas, diperlukan dalam proses penyembuhan luka, dan kepekaan indra pengecap. Dalam aspek reproduksi, mineral seng tidak dapat diabaikan karena ia sangat diperlukan dalam produksi sperma, perkembangan janin, dan tumbuh kembang anak.

Kekurangan Seng (Zn)
Kekurangan seng dapat mengakibatkan beberapa gangguan bagi kaum pria, antara lain impotensi, jumlah sperma yang sangat kurang, dan prostatitis (radang kelenjar prostat), gangguan kesehatan yang umum diderita pria lanjut usia. Kalau dibiarkan, prostatitis dapat menjadi kanker kelenjar prostat. Kekurangan zat seng pada usia pra-pubertas dapat mengakibatkan perkembangan penis atau testis yang tidak sempurna. Akrodermatitis enteropatika merupakan kelainan yang diturunkan, di mana seng tidak dapat diserap, juga menyebabkan kekurangan seng. Riset ilmu kedokteran sudah membuktikan bahwa zat seng adalah unsur dalam tubuh berjumlah kecil yang sangat dibutuhkan. Sekali kekurangan zat seng, maka pertumbuhan akan terganggu, terjadi infeksi mulut, infeksi lidah, buta senja, tukak rongga mulut, jerawat, rambut rontok, fungsi penyicip penumpul, kurang napsu makan, wanita tidak atau terlambat datang bulan, lemah sperma, gairah seks menurun, luka susah sembuh dan sebagainya.

Gejala lain akibat kekurangan Seng (Zn) berupa:

b. Rambut rontok
c. Dermatitis
d. Rabun senja
e. Gangguan pengecapan.

Pada anak-anak gejala awal dari kekurangan seng adalah:

a. Pertumbuhan yang terlambat.
b. Kehilangan nafsu makan.
c. Gangguan pengecapan.

Untuk membantu menegakkan diagnosis, dilakukan pemeriksaan :

a. Kadar seng dalam darah.
b. Pengobatan terdiri dari pemberian seng tambahan.


Kelebihan seng
Sejumlah besar seng biasanya didapat karena mengkonsumsi makanan atau minuman asam yang disimpan dalam sebuah tempat yang dilapis oleh seng. Seng dalam jumlah besar bisa menimbulkan rasa logam di lidah, muntah dan gangguan lambung. Seng sebanyak 1 gram atau lebih bisa berakibat fatal.


PENGARUH SENG (Zn) TERHADAP KESUBURAN PRIA
Pembicaraan tentang masalah seksualitas selalu menarik. Termasuk tentang peran zat Seng (Zn) bagi kesehatan sistem reproduksi pria. Bagaimana kecukupan akan zat gizi tersebut bisa membuat pria semakin bergairah. Mineral seng yang terdapat dalam tubuh orang dewasa berjumlah sekitar 2,2 gram, tersebar di seluruh tubuh, terutama di kulit, rambut, kuku, mata, dan kelenjar prostat. Selain itu, mineral seng terdapat pula di hati, tulang, dan darah dalam kadar yang rendah. Meskipun kecil jumlahnya, peran dan fungsinya dalam kesehatan badan besar sekali. Sebab, zat seng terlibat dalam berbagai proses biologis seluruh sel dan jaringan. Kekurangan seng menyebabkan berbagai fungsi di atas menjadi menurun dan akibatnya bisa fatal. Kekurangan seng akan mengganggu proses pembentukan sperma dan perkembangan organ seks primer dan sekunder pada pria. Kekurangan zat seng pada pria menyebabkan menurunnya fungsi testikular (testicular hypofunction) yang berdampak pada terganggunya proses spermatogenesis dan produksi hormon testosteron oleh sel-sel Leydig. Testosteron adalah hormon yang mempengaruhi libido dan ciri-ciri kelamin sekunder laki-laki.Dilaporkan, kekurangan zat seng akan merusak perkembangan dan fungsi organ reproduksi pria/jantan pada hewan dan manusia. Dalam uji coba pada hewan dengan memberikan diet rendah seng (2 ppm) selama 20-24 minggu menyebabkan rusaknya perkembangan testikular dan proses pembentukan sperma terhenti. Oleh karena itu, pria yang mengalami gangguan ereksi dan mandul diduga kuat penyebabnya antara lain adalah kekurangan mineral seng.
Hasil penelitian Ralf Henkel et al (1999) dan para peneliti dari Center of Dermatology and Andrology, Justus Leibeg University di Giessen Jerman, menunjukkan bahwa dalam setiap semprotan sperma saat ejakulasi, sebagian besar seng terdapat dalam cairan sperma (seminal plasma). Suatu penelitian pernah dilakukan terhadap 11 pasangan yang suaminya menderita oligospermia (kadar sperma rendah) dan kadar seng spermanya juga rendah. Mereka diberi mineral seng dalam jumlah tertentu. Hasilnya setelah enam bulan perlakuan, jumlah sperma mereka meningkat, bahkan tiga pasang di antaranya istrinya hamil. Di Finlandia, pada tahun 1977 dilakukan penelitian berupa pemberian seng dalam jumlah tertentu terhadap 10 pasangan yang suaminya menderita oligosperma dan diduga mandul. Hasilnya, setelah 4-8 minggu masa perlakuan menunjukkan jumlah sperma dan kadar testosteron mereka meningkat. Di New York (1979) sebanyak 20 pasangan yang suaminya diduga mandul (infertile) diketahui kadar seng spermanya rendah dan daya gerak (motilitas) spermanya juga lambat. Mereka diberi suplemen seng dengan kadar tertentu, ternyata setelah dua bulan perlakuan hasilnya positif : motilitas sperma meningkat dan tiga pasangan di antaranya istrinya berhasil hamil. Cairan sperma tersebut berasal dari prostat karenanya seng juga menentukan fungsi-fungsi prostat. Seng ternyata berperan penting dalam menentukan kematangan dan motilitas sperma. Seng juga diperlukan dalam proses pematangan dan kegesitan gerakan sperma. Motilitas sperma inilah yang menentukan kemampuan sperma mencapai dan menembus dinding sel telur (ovarium) pada proses pembuahan.

TERAPI KEKURANGAN SENG DAN KELEBIHAN SENG PADA PRIA
Meskipun peran zat seng penting dalam kesehatan tubuh dan proses reproduksi, konsumsinya harus dalam jumlah yang dianjurkan. Dalam keadaan normal atau sehat jumlah yang dianjurkan untuk pria dewasa sebanyak 15 mg per hari, sedangkan wanita 12 mg per hari.

Terapi Kekurangan Seng
Pada pria yang mengalami gangguan kesuburan akibat kekurangan zat seng (Zn) dapat diterapi dengan pemberian suplemen seng (Zn) dan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung seng (Zn) (Harli, 2003).
Cara aman mendapatkan zat seng adalah dengan mengkonsumsi makanan kaya seng. Selain itu, ada pula beberapa unsur makanan yang akan menghambat penyerapan seng dalam tubuh, yaitu tinggi kadar kalsium, asam fitat, dan mineral. Untuk itu, konsumsi makanan penghambat ini perlu dikurangi jumlah dan frekuensinya.

Terapi Kelebihan Seng
Untuk keperluan terapi atau pengobatan lemah syahwat dan kesehatan reproduksi, hal itu harus dikonsultasikan dulu dengan dokter ahli. Sebab, bila mengkonsumsi zat seng berlebihan, dapat mengakibatkan keracunan, iritasi saluran cerna, muntah-muntah, dan bahkan kematian. Bila terjadi keracunan zat seng, maka konsumsi makanan atau suplemen yang mengandung seng (Zn) dihentikan.